Selasa, 22 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN SWING FOG DAN ULV



LAPORAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN SWING FOG


A.    Tujuan
1.    Agar mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan alat swing fog dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.
2.    Agar mahasiswa dapat  terampil melakukan penyemprotan dengan swing fog.

B.    Dasar Teori
Fogging adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektife dengan cepat, sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup  sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri. Alat yang digunakan untuk fogging terdiri dari portable thermal fog machine (swing fog) dan ultra low volume ground sprayer mounted (ULV).
Swingfog adalah pengasapan insektisida dengan mesin swingfog yang dilaksanakan dengan cara menyemprotkan insektisida ke dalam bangunan rumah atau lingkungan sekitar rumah diharapkan nyamuk yang berada dihalaman maupun didalam rumah terpapar dengan isektisida dan dapat dibasmi. Upaya untuk menekan laju penularan penyakit DBD salah satunya ditunjukkan untuk mengurangi kepadatan vektor DBD secara kimiawi yang dikenal dengan istilah pengasapan (fogging) yaitu menggunakan alat yang diberi nama swingfog.
Hal-hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan fogging dengan swingfog untuk mendapatkan hasil yang optimal adalah sebagai berikut:
1.    Konsentrasi larutan dan cara pembuatannya. Untuk malathion, konsentrasi larutan adalah 4-5%.
2.    Nozzle yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan debit keluaraan yang diinginkan.
3.    Jarak moncong mesin dengan target maksimal 100 meter.
4.    Kecepatan berjalan ketika memfogging, untuk swingfog kurang lebih 500 m2 atau 2/3 menit untuk satu rumah dan halamnnya.
5.    Waktu fogging disesuaikan dengan kepadatan/aktifitas puncak dari nyamuk, yaitu 06.00 sampai 10.00.

C.   Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum penyemprotan ini adalah Swing Fog, masker, topi, kacamata.

D.   Prosedur Kerja
Langkah-langkah pelaksanaan fogging dengan menggunakan swingfog :
a.    Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dan periksa lokasi yang akan di fog.
b.    Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, topi, kacamata.
c.    Memasukan larutan pestisida, bensin dan baterai sesuai dengan tempatnya pada swing fog.
d.    Memasang nozzle yang sesuai.
e.    Menghidupkan swing fog dengan cara membuka kran bensin secukupnya, kemudian tekan bulb (dipompa) beberapa kali hingga mesin hidup.
f.     Mengatur kran bensin dan katup udara hingga bunyi mesin terdengar normal dan stabil.
g.    Mengangkat swing fog, arahkan moncong mesin ketempat-tempat yang akan di fog, dan moncong mesin dengan lantai diusahakan membentuk sudut lancip. Kemudian kran larutan dibuka, asap akan menyembur keluar dari moncong mesin.
h.    Jika target sudah selesai, kran larutan ditutup kembali, hingga asap tidak lagi menyembur keluar dari moncong mesin.
i.       Mematikan mesin dengan cara menutup kran bahan bakar.

E.    Hasil dan Pembahasan

Mesin Swingfog dengan bahan bakar bensin yang dikembangkan oleh Motan, bekerja berdasarkan prinsip semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa per detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang pembakaran. Larutan bahan kimia diujung resonator, lewat arus pulsa gas, kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal. Temperatur diujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir berkisar antara 40 sampai 60 derajat Celcius tanpa mengurai komposisi bahan aktif, larutan bahan kimia yang terkena panas disini, tidak lebih dari 4 sampai 5 mili detik. Oleh sebab itu bahan kimia yang peka terhadap panas dapat dipakai.

    Aplikasi Pestisida dengan pengasapan, menggunakan alat pengasap yang sering disebut swing fog. Hanya digunakan untuk pestisida yang dapat dicampur dengan minyak tanah / solar sehingga akan membentuk dropet yang berbentuk asap. Cara pengasapan ini cukup efektif, terutama untuk pengendalian OPT di ruang tertutup atau gudang. Apabila cara pengasapan ini akan digunakan di pertanaman terbuka, maka pelaksanaannya sebaiknya pada saat pagi hari sebelum banyak angin.
   Namun didalam pelaksanaannya praktikum pengaplikasian alat ini hanya dilakukan secara simulasi, dalam arti tidak diikuti dengan prosedur penggunaan aplikasi pestisida yang sebenarnya, sehingga tidak dapat diketahui hasil penyemprotan secara valid.



LAPORAN PRAKTIKUM PEGGUNAAN ULTRA LOW VOLUME (ULV)


A.    Tujuan
1.    Agar mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan alat Ultra Low Volume (ULV) dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.
2.    Agar mahasiswa dapat terampil melakukan penyemprotan dengan menggunakan Ultra Low Volume dengan baik.
B.    Dasar Teori
Di Indonesia Deman berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah dan merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan letusan di suatu daerah. Salah satu cara dalam menghadapi letusan DBD di Indonesia adalah pembasmian dengan penyemprotan terhadap Aedes Aegypti dengan sistem pengabutan (Ultra Low Volume) (Sudiyono, 1963)
Ultra Low Volume (ULV) adalah sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah. Alat ini merupakan mesin pengendali hama lingkungan masyarakat dengan sistem pengembunan/kabut yang menggunakan tenaga listrik sebagai powernya sehingga tidak menimbulkan suara yang bising, sehingga sangat cocok diaplikasikan untuk didalam ruangan (indoor).  Output ULV membuat residual chemical pada object yang menjadi sasaran tempat serangga pengganggu tersebut berkeliaran, maka alat ini sangat efektif diaplikasikan pada lingkungan perumahan masyarakat, Rumah sakit/Klinik, Hotel, Restoran/Cafe, Apartemen, Ruang perkantoran, pabrik makanan, gudang komoditas, Kandang peternakan, dan lain-lain. Alat ini juga banyak digunakan sebagai alat penyemprot desinfectan untuk anti kuman dan bakteri.
     Pengabutan dengan teknik Ultra Low Volume fogging memiliki kelebihan dibandingkan dengan pengabutan termal antara lain adalah lebih ekonomis dalam penggunaan insektisida (volume yang digunakan lebih sedikit) dan tidak terlalu menganggu aktivitas penduduk. Ukuran area yang akan disemprot harus cukup besar untuk mencakup seluruh wilayah yang terkena dampak. Ruang penyemprotan harus diulang 2-4 kali pada interval dari 3-5 hari dalam jangka waktu 1 hingga 2 minggu, dimulai segera setelah wabah dinyatakan. Ruang penyemprotan harus dilakukan secara menyeluruh di bawah pengawasan teknis ketat dalam hal dosis, ukuran partikel dan kepadatan.
Ruang penyemprotan harus dilakukan bila nyamuk dewasa aktif, yaitu dalam waktu sebelum tengah hari. Ruang penyemprotan harus diarahkan atau dipusatkan di dalam ruangan.
Dalam pengendalian demam berdarah, terutama selama epidemi, ruang semprotan insektisida dalam bentuk ultra low volume (ULV) aerosol dipraktekkan. World Health Organization (WHO) juga mencatat bahwa ruang spray efektif terhadap nyamuk dewasa di dengue kegiatan pengendalian, selain larvicides.  Salah satu metode yang paling umum untuk mengendalikan vektor Artropoda, terutama nyamuk adalah aplikasi insektisida baik oleh penyemprotan pada tanah atau udara. 
Penyemprotan Ultra-low-volume (ULV) adalah metode yang paling sering yang digunakan untuk mengendalikan vektor. Ketika memilih aplikasi peralatan dan insektisida, aplikator bergantung pada operasi peralatan direkomendasikan parameter, seperti yang diberikan oleh produsen, bersama dengan aplikasi ukuran tetesan yang direkomendasikan secara rinci pada label untuk memastikan bahan kimia yang paling efektif dalam aplikasi.  Penggunaan udara ULV spray terbatas pada topografi daerah yang memiliki fitur yang akan memungkinkan pengoperasian yang aman dari pesawat semprot. Penggunaannya juga terbatas pada waktu dan musim tahun ketika faktor-faktor iklim yang cocok. Ketika suhu udara telah melebihi 80 F dan ketika telah melebihi kecepatan angin 10 mph, ULV semprotan sudah sering gagal mencapai kontrol memuaskan populasi nyamuk dewasa.  Di daerah-daerah yang memiliki topografi yang berbeda atau kondisi iklim, mungkin perlu untuk memodifikasi dosis dan/atau ukuran tetesan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Ukuran area disemprot adalah faktor penting dalam efek semprot pada populasi nyamuk.

C.   Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum penyemprotan ini adalah Ultra Low Volume (ULV), masker, topi, kacamata.

D.   Prosedur Kerja
a.    Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dan periksa lokasi yang akan di fog.
b.    Menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan penyemprotan, antara lain masker, topi, kacamata.
c.    Menentukan dosis dan konsentrasi yang tepat dalam pembuatan formulasi pestisida serta melakukan perhitungan waktu penyemprotan.
d.    Memasukkan larutan formulasi pestisida ke dalam tanki.


E.    Hasil dan Pembahasan

Kabut dingin butiran halus air dibentuk dengan cara melewatkannya melalui nozzel bertekanan tinggi atau dengan melewati aliran lambat melalui pusaran kecepatan tinggi udara. Beberapa peralatan dilengkapi dengan nozzle kecepatan tinggi. Semprotan tetesan dihasilkan tanpa panas eksternal. Kabut dingin volume spray dijaga agar tetap minimum. Untuk volume cairan tertentu, makin kecil ukuran volume partikel larutan keluar dari pengabut, makin kecil kebutuhan volume larutan pestisidanya.
 Keuntungan menggunakan sistem ini adalah jumlah pengencer yang seminimal mungkin, sehingga dapat menurunkan biaya, beberapa formulasi siap untuk digunakan sehingga mengurangi eksposur operator, dapat menggunakan berbasis air yang menimbulkan bahaya kebakaran rendah dan lebih ramah lingkungan, karena volume yang lebih rendah cair diterapkan, aplikasi lebih efisien; tidak ada lalu lintas bahaya sebagai awan semprot hampir tidak kelihatan. Sementara kekurangan dengan menggunakan sistem ini adalah  penyebaran dari awan semprot sulit untuk mengamati dan keterampilan teknis yang lebih tinggi dan teratur sehingga kalibrasi diperlukan untuk efisien pengoperasian peralatan.
Namun didalam pelaksanaannya praktikum pengaplikasian alat ini hanya dilakukan secara simulasi dengan menggunakan air saja, dalam arti tidak diikuti dengan prosedur penggunaan aplikasi formulasi pestisida yang sebenarnya, sehingga tidak dapat diketahui hasil penyemprotan secara valid.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN MISTBLOWER

A.         Tujuan
1.  Mahasiswa mengetahui dan trampil cara menggunakan aplikator insektisida mist blower.
B. Dasar Teori
Pada dasarnya semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan insektisida dengan cara penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot yang dilakukan oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus (droplet). Pada alat pengkabut (miss blower) dimasukkan kedalam pengertian sprayer. Fogging machine dan cold aerosol generator sebenarnya juga dapat dianggap sebagai sprayer (Kusnawiria, M.P, 1998).
Banyak jenis alat penyemprot yang bisa digunakan, yaitu penyemprot gendong, pengabut bermotor tipe gendong (Power Mist Blower and Dust), mesin penyemprot tekanan tinggi (High Pressure Power Sprayer), dan jenis penyemprot lainnya. Penggunaan alat penyemprot ini disesuaikan dengan kebutuhan terutama yang berkaitan dengan luas areal pertanaman sehingga pemakaian insektisida menjadi efektif dan efisien.
Penyemprot gendong, baik yang otomatis atau semiotomatis dilengkapi dengan sabuk penggendong. Sabuk ini berfungsi untuk menaruh alat pada punggung si pemakai. Bagi penyemprot gendong otomatis, sebelum penyemprotan dimulai maka diperlukan pemompaan terlebih dulu. Pemompaan dilakukan berulang kali sampai tekanan di dalam tangki dianggap cukup dengan melihat manometer yang ada pada alat tersebut. Tekanan yang terlalu tinggi dikhawatirkan bisa meledak. Dan sebaliknya, apabila tekanan rendah maka air semprotan keluarnya tidak sempurna. Lain lagi cara penggunaan penyemprotan gendong semiotomatis, jenis penyemprot ini diperlukan pemompaan yang kontinyu.
Pengabut bermotor tipe gendong (Power Mist Blower and Dust) adalah alat untuk mengabutkan atau menghembuskan cairan dari dalam tangki. Untuk melakukan pekerjaan tersebut masih diperlukan bantuan motor penggerak. Pada dasarnya system kerjanya sama, yaitu memanfaatkan tekanan, hanya saja tekanan yang diberikan pada alat ini berasal dari motor penggerak.
Mesin penyemprot tekanan tinggi (High Pressure Power Sprayer) adalah alat yang akan mengeluarkan cairan semprot bila tekanan di dalam tangki cukup tinggi. Bagian-bagian dari penyemprot tekanan tinggi adalah unit ruang tekan dan isap, unit pompa, selang, laras dan nozzle. Alat ini digolongkan menjadi tidga tipe, yaitu tipe penyemprot yang menggunakan kerangka besi, tipe penyemprot yang diletakkan di atas gerobak, dan tipe yang diletakkan di atas traktor (Wudianto, 1997).
C. Alat dan Bahan
1.  Alat
a.  Mist blower
b.  Helmet
c.  Sarung tangan
d.  Masker
e.  Sepatu boot
2.  Bahan
a.  Insektisida
b.  Bahan bakar (solar)
D. Langkah Kerja
1.  Menyiapkan alat dan bahan.
2.  Menggunakan alat perlindungan diri (APD).
3.  Menggendong mist blower dari posisi jongkok ke berdiri.
4.  Setelah berdiri, nyalakan mesin mist blower dengan menarik starter.
5.  Setelah posisi nyaman, memperhatikan arah angin, dan menghadapkan noozle ke arah angin berhembus.
6.  Menyalakan tuas kran sampai volume max.
7.  Menyemprotkan insektisida sampai habis.
8.  Mematikan mesin mist blower.
9.  Letakkan kembali mist blower.
E. Pembahasan
Pengggunaan aplikator dalam mengaplikasikan isektisida bertujuan untuk memudahkan pengaplikasiannya. Karena insektisida yang sangat sedikit volumenya harus bisa meng-cover wilayah yang cukup luas maka perlu bantuan alat untuk membuat insektisida tersebut dapat tersebar secara merata. Salah satu aplikator insektisida adalah mist blower. Mist blower mampu mengubah insektisida bentuk cair menjadi semacam dust yang sangat halus. Karena mist blower bersifat dingin maka debu yang dihasilkan mengkabut kebawah, tidak seperti swingfog.
Mist blower adalah aplikator yang digunakan di luar rumah, maka perlu memperhatikan faktor alam misalnya arah angin. Arah angin perlu diperhatikan agar jangan sampai pengaplikasian insektisida membahayakan SDM yang mengaplikasikan. Misalnya angin berhembus ke arah selatan maka SDM menghadap selatan dan brjalan mundur agar insektisida yang disemprotkan tidak berhembus ke arah tubuhnya.

F.  Kesimpulan
Langkah kerja yang dilakukan untuk menggunakan aplikator mist blower adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian menggunakan alat perlindungan diri (APD), menggendong mist blower dari posisi jongkok ke berdiri, setelah berdiri, nyalakan mesin mist blower dengan menarik starter. setelah posisi nyaman, memperhatikan arah angin, dan menghadapkan noozle ke arah angin berhembus, menyalakan tuas kran sampai volume maximum, menyemprotkan insektisida sampai habis, mematikan mesin mist blower, letakkan kembali mist blower.


LAPORAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN MINI ULV
A. Tujuan
1.  Mahasiswa mengetahui dan trampil cara menggunakan aplikator insektisida mini ULV.
B. Dasar Teori
Mini ULV adalah alat yang menyerupai ULV (Ultra Low Volume)namun berukuran jauh lebih kecil. baik ukuran tangki maupu ukuran alatnya. Mini ULV mengubah insektisida, fungisida, germisida, desinfektan, dalam bentuk cair menjadi partikel debu yang sngat alus. Direkayasa dan dikembangkan dengan profesional mini ULV sangat ideal untuk lumbung ternak, pabrik pengolahan makanan, gudang, barak, pusat perbelanjaan, sekolah, gedung-gedung apartemen, pabrik gandum, pabrik dan lebih.
C. Alat dan Bahan
1.  Alat
a.  Mini ULV
b.  Roll kabel
c.  Suber listrik
d.  Helmet
e.  Sarung tangan
f.   Masker
g.  Sepatu boot
2.  Bahan
a.  Insektisida

D. Langkah Kerja
1.  Menyiapkan alat dan bahan.
2.  Menggunakan alat perlindungan diri (APD).
3.  Memastikan sambungan listrik tersedia.
4.  Meletakkan mini ULV di ujung ruangan yang paling ajuh dengan pintu keluar.
5.  Menyalakan mesin mini ULV.
6.  Mengarahkan nozle ke arah atas.
7.  Menggerakan mini ULV ke kiri dan ke kanan sambil berjalan mundur mendekati pintu keluar sampai insektisida habis.
8.  Mematikan mesin mini ULV.
9.  Mencabut roll dari sumber listrik.
10.  Membereska kemballi alat dan bahan yang telah selesai digunakan.

E. Pembahasan
Mini ULV digunakan untuk aplikasi insektisida dalam ruangan. sehingga perlu memperhatikan dan memperhitungkan tempat kita mulai mengaplikasikan agar kita dapat tepat berada di pintu keluar saat waktu penaplikasian dan insektisida habis. sehingga kita tidak terlalu lama kontak dengan pestisida. karena partikel debunya sangat halus dan dingin, cukup mengarahkan nozle ke atas. dengan begitu partikel pestisida akan tuu dengan sendirinya.

F.  Kesimpulan
Langkah kerja yang dilakukan untuk menggunakan aplikator mini ULV adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian menggunakan alat perlindungan diri (APD), memastikan sambungan listrik tersedia, meletakkan mini ULV di ujung ruangan yang paling ajuh dengan pintu keluar, menyalakan mesin mini ULV, mengarahkan nozle ke arah atas, menggerakan mini ULV ke kiri dan ke kanan sambil berjalan mundur mendekati pintu keluar sampai insektisida habis, mematikan mesin mini ULV, mencabut roll dari sumber listrik, membereska kemballi alat dan bahan yang telah selesai digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar