PRAKTIKUM
PEMANTAUAN KEPADATAN LALAT
DI
TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH
SEMENTARA
(TPS)
A.
LATAR BELAKANG
Kepadatan lalat merupakan parameter keberhasilan dalam
pengelolaan sampah kepadatan lalat yang tinggi pada TPS/TPA, menandakan bahwa
pengelolaan sampah tidak berhasil. Lalat bersarang dan berkembangbiak di
tempat-tempat dimana terdapat bahan organic yang melimpah, termasuk dalam
sampah. Hubungannya dengan kesehatan, lalat merupakan vector penyakit secara
mekanik berbagai macam pencernaan. Pemantauan kepadatan lalat dilaksanakan
dalam perencanaan pengendalian dan pengelolaan sampah.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa
terampil dalam dan melaksanakan pemantauan kepadatan lalat di TPS dan TPA.
2. Mahasiswa
mampu melakukan analisis dari hasil pemantauan lalat.
3. Mahasiswa
mampu menyusun alternative pemecahan masalah pengelolaan untuk memperkecil
tingkat kepadatan lalat.
C. DASAR
TEORI
Lalat merupakan salah satu insekta ordo dipteral, yaitu
insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membrane. Lalat dari genus
Musca, Fania , Phaenicia, Calliphoara,
Phormia dan Tomoxis, sering disebut sebagai lalat synatropic atau domestic,
karena hidup didekat manusia. Lalat sebagai vector penyakit secara mekanik,
terutama penyakit saluran pencernaan makanan.
Lalat bersarang dan berkembang biak ditempat yang terdapat
bahan organic, seperti sampah. Telur diletakkan pada bahan organic yang lembab.
Lalat betina bertelur setelah berumur 3
– 23 hari, tergantung pada suhu dan makanan yang tersedia. Setiap kali bertelur
antara 100 – 150 butir, setiap lalat semasa hidupnya mampu bertelur sebanyak 2
– 4 kali. Setelah 8 – 30 jam telur menetas menjadi larva (maggot / made),
kemudian tumbuh dengan cepat antara 3 – 14 hari.
Interpretasi hasil pengukuran kepadatan lalat tiap lokasi
atau blok grill adalah sebagai berikut:
0 – 2 : Tidak menjadi
masalah (rendah)
3 – 5 : Populasi sedang , perlu dilakukan
pengamanan tempat berkembang biaknya
(sampah, kotoran hewan, dll)
6 – 20 : Populasinya padat, perlu dilakukan
pengamanan tempat berbiaknya lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendaliannya
>20 : Populasinya sangat padat, perlu
dilakukan pengamanan terhadap tempat berbiak lalat, serta diadakan tindakan
pengendalian.
Pada tempat-tempat khusus seperti Rumah Sakit, Restoran dan
Hotel disarankan tidak ada satu ekor lalat.
D. ALAT
DAN BAHAN
1. Persiapkan
Alat dan Bahan
a. Blok
grill
b. Counter
c. Alat
tulis
d. APD
e. Stopwatch
E. PROSEDUR
KERJA
a. Meletakkan
blok grill pada tempat yang telah ditentukan.
b. Menghitung dan mencatat jumlah lalat yang hinggap selama
30 detik.
c. Mengulangi
pengukuran sebanyak 3 kali.
d. Membuat
rata-rata dari 5 perhitungan tertinggi dan mencatatnya.
e. Merata-rata
hasil perhitungan yang ada, merupakan indek / kepadatan lalat.
F. HASIL
PENGAMATAN
A
Detik ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah lalat
|
5
|
9
|
7
|
4
|
12
|
10
|
2
|
8
|
6
|
6
|
Perhitungan
|
Rata-rata =
= =13,8
|
B
Detik ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah lalat
|
4
|
9
|
4
|
1
|
1
|
6
|
7
|
5
|
4
|
3
|
Perhitungan
|
Rata-rata
= = = 8,8
|
C
Detik ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah lalat
|
2
|
4
|
4
|
7
|
2
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Perhitungan
|
Rata-rata
= = = 4,6
|
Titik 4
Detik ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah lalat
|
4
|
1
|
1
|
0
|
2
|
1
|
7
|
3
|
4
|
1
|
Perhitungan
|
Rata-rata
= = = 4,8
|
D
Detik ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah lalat
|
2
|
2
|
4
|
6
|
3
|
5
|
6
|
11
|
7
|
8
|
Perhitungan
|
Rata-rata
= = = 10,8
|
Jadi total
rata-rata kepadatan lalat =
=
=
= 8,56
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan
perhitungan kepadatan lalat ini kami melakukan di bak sampah yang ada di
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Kami melakukan penghitungan di 1 titik dan
melakukan sebanyak 5 kali dalam waktu 30 detik masing-masingnya.. Kemudian
dilakukan perhitungan rata-rata kepadatan lalat dari 5 titik yang kami jadikan
sampel adalah titik 1 = 1,8 ; titik 2 = 2,8 ; titik 3 = 4,8 ; titik 4 = 1,4 dan
titik 5 = 0,8. Jadi jumlah total kepadatan lalat = 2 ekor / 30 detik.
F.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
·
Lalat berkembang biak atau menyukai tempat yang
kotor seperti sampah
·
Lalat menyukai sampah basah dan banyak bahan
organic
·
Rata-rata
kepadatan lalat di titik ……ekor termasuk kategori populasi rendah.
·
Rata-rata kepadatan lalat di titik ……ekor
termasuk kategori populasi sedang perlu dilakukan pengamanan tempat
berkembang biaknya (sampah, kotoran
hewan, dll)
·
Rata-rata kepadatan lalat di titik ……termasuk
kategori populasi sedang perlu dilakukan pengamanan tempat berkembang biaknya (sampah, kotoran hewan, dll)
·
Rata-rata kepadatan lalat di titik ………ekor
termasuk kategori populasi rendah.
·
Rata-rata kepadatan lalat di titik ………..ekor
termasuk kategori populasi rendah.
·
Jumlah total rata-rata kepadatan lalat = ….ekor/30
detik
·
Penempatan block grill dapat mempengaruhi
kepadatan lalat.
Lampiran
Block Grill
Adalah alat yang digunakan dalam perhitungan kepadatan lalat, berupa kayu yang dirangkai dengan ukuran ( 1 x 1)meter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar