LAPORAN PRAKTIKUM
PENGGUNAAN SWING FOG
A.
Tujuan
1.
Agar
mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan alat swing fog dengan baik dan benar
sesuai dengan prosedur.
2.
Agar
mahasiswa dapat terampil melakukan penyemprotan
dengan swing fog.
B.
Dasar
Teori
Fogging
adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektife dengan cepat, sehingga
rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan ini juga
bertujuan untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri.
Alat yang digunakan untuk fogging terdiri dari portable thermal fog machine
(swing fog) dan ultra low volume ground sprayer mounted (ULV).
Swingfog
adalah pengasapan insektisida dengan mesin swingfog yang dilaksanakan dengan
cara menyemprotkan insektisida ke dalam bangunan rumah atau lingkungan sekitar
rumah diharapkan nyamuk yang berada dihalaman maupun didalam rumah terpapar
dengan isektisida dan dapat dibasmi. Upaya untuk menekan laju penularan
penyakit DBD salah satunya ditunjukkan untuk mengurangi kepadatan vektor DBD
secara kimiawi yang dikenal dengan istilah pengasapan (fogging) yaitu
menggunakan alat yang diberi nama swingfog.
Hal-hal
yang diperhatikan dalam pelaksanaan fogging dengan swingfog untuk mendapatkan
hasil yang optimal adalah sebagai berikut:
1.
Konsentrasi
larutan dan cara pembuatannya. Untuk malathion, konsentrasi larutan adalah
4-5%.
2.
Nozzle
yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan debit
keluaraan yang diinginkan.
3.
Jarak
moncong mesin dengan target maksimal 100 meter.
4.
Kecepatan
berjalan ketika memfogging, untuk swingfog kurang lebih 500 m2 atau
2/3 menit untuk satu rumah dan halamnnya.
5.
Waktu
fogging disesuaikan dengan kepadatan/aktifitas puncak dari nyamuk, yaitu 06.00
sampai 10.00.
C.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
penyemprotan ini adalah Swing Fog, masker, topi, kacamata.
D.
Prosedur
Kerja
Langkah-langkah pelaksanaan fogging dengan menggunakan
swingfog :
a. Menyiapkan semua peralatan
yang diperlukan dan periksa lokasi yang akan di fog.
b.
Menggunakan
alat pelindung diri seperti masker, topi, kacamata.
c.
Memasukan
larutan pestisida, bensin dan baterai sesuai dengan tempatnya pada swing
fog.
d.
Memasang
nozzle yang sesuai.
e.
Menghidupkan
swing fog dengan cara membuka kran bensin secukupnya, kemudian tekan bulb
(dipompa) beberapa kali hingga mesin hidup.
f.
Mengatur
kran bensin dan katup udara hingga bunyi mesin terdengar normal dan stabil.
g.
Mengangkat
swing fog, arahkan moncong mesin ketempat-tempat yang akan di fog, dan moncong
mesin dengan lantai diusahakan membentuk sudut lancip. Kemudian kran larutan
dibuka, asap akan menyembur keluar dari moncong mesin.
h.
Jika
target sudah selesai, kran larutan ditutup kembali, hingga asap tidak lagi
menyembur keluar dari moncong mesin.
i. Mematikan mesin dengan cara menutup kran bahan bakar.
E.
Hasil
dan Pembahasan
Mesin Swingfog dengan bahan bakar bensin
yang dikembangkan oleh Motan,
bekerja berdasarkan prinsip semburan
berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri dibakar
dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa per
detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang
pembakaran. Larutan bahan kimia diujung resonator, lewat arus pulsa gas,
kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk
kabut tebal. Temperatur diujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir
berkisar antara 40 sampai 60 derajat Celcius tanpa mengurai komposisi bahan
aktif, larutan bahan kimia yang terkena panas disini, tidak lebih dari 4 sampai
5 mili detik. Oleh sebab itu bahan kimia yang peka terhadap panas dapat dipakai.
Aplikasi Pestisida dengan pengasapan,
menggunakan alat pengasap yang sering disebut swing fog. Hanya digunakan untuk
pestisida yang dapat dicampur dengan minyak tanah / solar sehingga akan membentuk
dropet yang berbentuk asap. Cara pengasapan ini cukup efektif, terutama untuk
pengendalian OPT di ruang tertutup atau gudang. Apabila cara pengasapan ini
akan digunakan di pertanaman terbuka, maka pelaksanaannya sebaiknya pada saat
pagi hari sebelum banyak angin.
Namun didalam
pelaksanaannya praktikum pengaplikasian alat ini hanya dilakukan secara
simulasi, dalam arti tidak diikuti dengan prosedur penggunaan aplikasi
pestisida yang sebenarnya, sehingga tidak dapat diketahui hasil penyemprotan
secara valid.
LAPORAN
PRAKTIKUM PEGGUNAAN ULTRA LOW VOLUME (ULV)
A. Tujuan
1. Agar
mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan alat Ultra Low Volume (ULV) dengan
baik dan benar sesuai dengan prosedur.
2. Agar
mahasiswa dapat terampil melakukan penyemprotan dengan menggunakan Ultra Low
Volume dengan baik.
|
B. Dasar Teori
Di Indonesia Deman berdarah
Dengue (DBD) masih menjadi masalah dan merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan letusan di suatu daerah. Salah satu cara dalam menghadapi letusan
DBD di Indonesia adalah pembasmian dengan penyemprotan terhadap Aedes Aegypti
dengan sistem pengabutan (Ultra Low Volume) (Sudiyono, 1963)
Ultra Low Volume (ULV)
adalah
sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah. Alat ini merupakan
mesin pengendali hama lingkungan masyarakat dengan sistem pengembunan/kabut
yang menggunakan tenaga listrik sebagai powernya sehingga tidak menimbulkan
suara yang bising, sehingga sangat cocok diaplikasikan untuk didalam ruangan
(indoor). Output ULV membuat residual chemical pada object yang menjadi sasaran
tempat serangga pengganggu tersebut berkeliaran, maka alat ini sangat efektif
diaplikasikan pada lingkungan perumahan masyarakat, Rumah sakit/Klinik, Hotel,
Restoran/Cafe, Apartemen, Ruang perkantoran, pabrik makanan, gudang komoditas,
Kandang peternakan, dan lain-lain. Alat ini juga banyak digunakan sebagai alat
penyemprot desinfectan untuk anti kuman dan bakteri.
Pengabutan dengan teknik Ultra Low Volume fogging memiliki
kelebihan dibandingkan dengan pengabutan termal antara lain adalah lebih
ekonomis dalam penggunaan insektisida (volume yang digunakan lebih sedikit) dan
tidak terlalu menganggu aktivitas penduduk. Ukuran area yang akan disemprot harus cukup besar untuk
mencakup seluruh wilayah yang terkena dampak. Ruang penyemprotan harus diulang
2-4 kali pada interval dari 3-5 hari dalam jangka waktu 1 hingga 2 minggu,
dimulai segera setelah wabah dinyatakan. Ruang penyemprotan harus dilakukan
secara menyeluruh di bawah pengawasan teknis ketat dalam hal dosis, ukuran
partikel dan kepadatan.
Ruang penyemprotan harus dilakukan bila nyamuk dewasa aktif, yaitu dalam waktu sebelum tengah hari. Ruang penyemprotan
harus diarahkan atau dipusatkan di dalam ruangan.
Dalam pengendalian demam berdarah,
terutama selama epidemi, ruang semprotan insektisida dalam bentuk ultra low
volume (ULV) aerosol dipraktekkan. World Health Organization (WHO) juga
mencatat bahwa ruang spray efektif terhadap nyamuk dewasa di dengue kegiatan
pengendalian, selain larvicides. Salah satu metode
yang paling umum untuk mengendalikan vektor Artropoda, terutama nyamuk adalah
aplikasi insektisida baik oleh penyemprotan pada tanah atau udara.
Penyemprotan Ultra-low-volume (ULV) adalah metode yang
paling sering yang digunakan untuk mengendalikan vektor. Ketika memilih
aplikasi peralatan dan insektisida, aplikator bergantung pada operasi peralatan
direkomendasikan parameter, seperti yang diberikan oleh produsen, bersama
dengan aplikasi ukuran tetesan yang direkomendasikan secara rinci pada label
untuk memastikan bahan kimia yang paling efektif dalam aplikasi. Penggunaan udara ULV spray terbatas pada
topografi daerah yang memiliki fitur yang akan memungkinkan pengoperasian yang
aman dari pesawat semprot. Penggunaannya juga terbatas pada waktu dan musim
tahun ketika faktor-faktor iklim yang cocok. Ketika suhu udara telah
melebihi 80 F dan ketika telah melebihi kecepatan angin 10 mph, ULV semprotan
sudah sering gagal mencapai kontrol memuaskan populasi nyamuk dewasa. Di
daerah-daerah yang memiliki topografi yang berbeda atau kondisi iklim, mungkin
perlu untuk memodifikasi dosis dan/atau ukuran tetesan untuk mencapai hasil
yang memuaskan. Ukuran area disemprot adalah faktor penting dalam efek
semprot pada populasi nyamuk.
C.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
penyemprotan ini adalah Ultra Low Volume (ULV), masker, topi, kacamata.
D.
Prosedur
Kerja
a.
Menyiapkan
semua peralatan yang diperlukan dan periksa lokasi yang akan di fog.
b.
Menggunakan
alat pelindung diri sebelum melakukan penyemprotan, antara lain masker, topi,
kacamata.
c.
Menentukan
dosis dan konsentrasi yang tepat dalam pembuatan formulasi pestisida serta
melakukan perhitungan waktu penyemprotan.
d.
Memasukkan
larutan formulasi pestisida ke dalam tanki.
E.
Hasil
dan Pembahasan
Kabut dingin butiran halus air dibentuk
dengan cara melewatkannya melalui nozzel bertekanan tinggi
atau dengan melewati aliran lambat melalui pusaran kecepatan tinggi udara. Beberapa
peralatan dilengkapi dengan nozzle kecepatan tinggi. Semprotan tetesan
dihasilkan tanpa panas eksternal. Kabut dingin volume spray dijaga agar
tetap minimum. Untuk
volume cairan tertentu, makin kecil ukuran volume partikel larutan keluar dari
pengabut, makin kecil kebutuhan volume larutan pestisidanya.
Keuntungan menggunakan sistem ini adalah jumlah
pengencer yang seminimal mungkin, sehingga dapat menurunkan biaya, beberapa formulasi siap untuk digunakan
sehingga mengurangi eksposur operator, dapat menggunakan
berbasis air yang menimbulkan bahaya kebakaran rendah dan lebih ramah
lingkungan, karena volume yang lebih rendah cair
diterapkan, aplikasi lebih efisien; tidak ada lalu lintas bahaya sebagai awan
semprot hampir tidak kelihatan. Sementara kekurangan dengan
menggunakan sistem ini adalah penyebaran
dari awan semprot sulit untuk mengamati dan keterampilan teknis yang lebih
tinggi dan teratur sehingga kalibrasi diperlukan untuk efisien
pengoperasian peralatan.
Namun
didalam pelaksanaannya praktikum pengaplikasian alat ini hanya dilakukan secara
simulasi dengan menggunakan air saja, dalam arti tidak diikuti dengan prosedur
penggunaan aplikasi formulasi pestisida yang sebenarnya, sehingga tidak dapat
diketahui hasil penyemprotan secara valid.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN
MISTBLOWER
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dan trampil cara
menggunakan aplikator insektisida mist blower.
B. Dasar Teori
Pada dasarnya
semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan insektisida dengan cara
penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme
kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot yang
dilakukan oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat
halus (droplet). Pada alat pengkabut (miss blower) dimasukkan kedalam
pengertian sprayer. Fogging machine dan cold aerosol generator sebenarnya juga
dapat dianggap sebagai sprayer (Kusnawiria, M.P, 1998).
Banyak jenis alat
penyemprot yang bisa digunakan, yaitu penyemprot gendong, pengabut bermotor
tipe gendong (Power Mist Blower and Dust), mesin penyemprot tekanan tinggi
(High Pressure Power Sprayer), dan jenis penyemprot lainnya. Penggunaan alat
penyemprot ini disesuaikan dengan kebutuhan terutama yang berkaitan dengan luas
areal pertanaman sehingga pemakaian insektisida menjadi efektif dan efisien.
Penyemprot
gendong, baik yang otomatis atau semiotomatis dilengkapi dengan sabuk
penggendong. Sabuk ini berfungsi untuk menaruh alat pada punggung si pemakai.
Bagi penyemprot gendong otomatis, sebelum penyemprotan dimulai maka diperlukan
pemompaan terlebih dulu. Pemompaan dilakukan berulang kali sampai tekanan di
dalam tangki dianggap cukup dengan melihat manometer yang ada pada alat
tersebut. Tekanan yang terlalu tinggi dikhawatirkan bisa meledak. Dan
sebaliknya, apabila tekanan rendah maka air semprotan keluarnya tidak sempurna.
Lain lagi cara penggunaan penyemprotan gendong semiotomatis, jenis penyemprot
ini diperlukan pemompaan yang kontinyu.
Pengabut bermotor
tipe gendong (Power Mist Blower and Dust) adalah alat untuk mengabutkan atau
menghembuskan cairan dari dalam tangki. Untuk melakukan pekerjaan tersebut
masih diperlukan bantuan motor penggerak. Pada dasarnya system kerjanya sama,
yaitu memanfaatkan tekanan, hanya saja tekanan yang diberikan pada alat ini
berasal dari motor penggerak.
Mesin penyemprot
tekanan tinggi (High Pressure Power Sprayer) adalah alat yang akan mengeluarkan
cairan semprot bila tekanan di dalam tangki cukup tinggi. Bagian-bagian dari
penyemprot tekanan tinggi adalah unit ruang tekan dan isap, unit pompa, selang,
laras dan nozzle. Alat ini digolongkan menjadi tidga tipe, yaitu tipe penyemprot
yang menggunakan kerangka besi, tipe penyemprot yang diletakkan di atas
gerobak, dan tipe yang diletakkan di atas traktor (Wudianto, 1997).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mist blower
b. Helmet
c. Sarung tangan
d. Masker
e. Sepatu boot
2. Bahan
a. Insektisida
b. Bahan bakar (solar)
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menggunakan alat perlindungan diri (APD).
3. Menggendong mist blower dari posisi jongkok ke
berdiri.
4. Setelah berdiri, nyalakan mesin mist blower
dengan menarik starter.
5. Setelah posisi nyaman, memperhatikan arah
angin, dan menghadapkan noozle ke arah angin berhembus.
6. Menyalakan tuas kran sampai volume max.
7. Menyemprotkan insektisida sampai habis.
8. Mematikan mesin mist blower.
9. Letakkan kembali mist blower.
E. Pembahasan
Pengggunaan
aplikator dalam mengaplikasikan isektisida bertujuan untuk memudahkan
pengaplikasiannya. Karena insektisida yang sangat sedikit volumenya harus bisa
meng-cover wilayah yang cukup luas maka perlu bantuan alat untuk membuat
insektisida tersebut dapat tersebar secara merata. Salah satu aplikator
insektisida adalah mist blower. Mist blower mampu mengubah insektisida bentuk
cair menjadi semacam dust yang sangat halus. Karena mist blower bersifat dingin
maka debu yang dihasilkan mengkabut kebawah, tidak seperti swingfog.
Mist blower adalah
aplikator yang digunakan di luar rumah, maka perlu memperhatikan faktor alam
misalnya arah angin. Arah angin perlu diperhatikan agar jangan sampai
pengaplikasian insektisida membahayakan SDM yang mengaplikasikan. Misalnya
angin berhembus ke arah selatan maka SDM menghadap selatan dan brjalan mundur
agar insektisida yang disemprotkan tidak berhembus ke arah tubuhnya.
F. Kesimpulan
Langkah kerja yang
dilakukan untuk menggunakan aplikator mist blower adalah menyiapkan alat dan
bahan, kemudian menggunakan alat perlindungan diri (APD), menggendong mist
blower dari posisi jongkok ke berdiri, setelah berdiri, nyalakan mesin mist
blower dengan menarik starter. setelah posisi nyaman, memperhatikan arah angin,
dan menghadapkan noozle ke arah angin berhembus, menyalakan tuas kran sampai
volume maximum, menyemprotkan insektisida sampai habis, mematikan mesin mist
blower, letakkan kembali mist blower.
LAPORAN
PRAKTIKUM PENGGUNAAN MINI ULV
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dan trampil cara
menggunakan aplikator insektisida mini ULV.
B. Dasar Teori
Mini ULV adalah
alat yang menyerupai ULV (Ultra Low Volume)namun berukuran jauh lebih kecil.
baik ukuran tangki maupu ukuran alatnya. Mini ULV mengubah insektisida,
fungisida, germisida, desinfektan, dalam bentuk cair menjadi partikel debu yang
sngat alus. Direkayasa dan dikembangkan dengan profesional mini ULV sangat
ideal untuk lumbung ternak, pabrik pengolahan makanan, gudang, barak, pusat
perbelanjaan, sekolah, gedung-gedung apartemen, pabrik gandum, pabrik dan
lebih.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mini ULV
b. Roll kabel
c. Suber listrik
d. Helmet
e. Sarung tangan
f. Masker
g. Sepatu boot
2. Bahan
a. Insektisida
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menggunakan alat perlindungan diri (APD).
3. Memastikan sambungan listrik tersedia.
4. Meletakkan mini ULV di ujung ruangan yang
paling ajuh dengan pintu keluar.
5. Menyalakan mesin mini ULV.
6. Mengarahkan nozle ke arah atas.
7. Menggerakan mini ULV ke kiri dan ke kanan
sambil berjalan mundur mendekati pintu keluar sampai insektisida habis.
8. Mematikan mesin mini ULV.
9. Mencabut roll dari sumber listrik.
10. Membereska kemballi alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
E. Pembahasan
Mini ULV digunakan
untuk aplikasi insektisida dalam ruangan. sehingga perlu memperhatikan dan
memperhitungkan tempat kita mulai mengaplikasikan agar kita dapat tepat berada
di pintu keluar saat waktu penaplikasian dan insektisida habis. sehingga kita
tidak terlalu lama kontak dengan pestisida. karena partikel debunya sangat
halus dan dingin, cukup mengarahkan nozle ke atas. dengan begitu partikel
pestisida akan tuu dengan sendirinya.
F. Kesimpulan
Langkah kerja yang
dilakukan untuk menggunakan aplikator mini ULV adalah menyiapkan alat dan
bahan, kemudian menggunakan alat perlindungan diri (APD), memastikan sambungan
listrik tersedia, meletakkan mini ULV di ujung ruangan yang paling ajuh dengan
pintu keluar, menyalakan mesin mini ULV, mengarahkan nozle ke arah atas,
menggerakan mini ULV ke kiri dan ke kanan sambil berjalan mundur mendekati
pintu keluar sampai insektisida habis, mematikan mesin mini ULV, mencabut roll
dari sumber listrik, membereska kemballi alat dan bahan yang telah selesai
digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar